Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak sebagai lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah.
Di Indonesia lembaga
keuangan ini dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu
:
a. lembaga keuangan bank ( bank) , dan
b. lembaga keuangan bukan bank (asuransi,
pegadaian, dana pensiun, reksa dana, dan bursa efek).
Bank merupakan sebuah
lembaga keuangan yang bertujuan untuk menyalurkan dan menghimpun dana dari
masyarakat dan untuk masyarakat.
Berikut lampiran
mengenai perbankan tentang use of fund dan source pada perbankan :
Sehingga dapat di
simpulkan bahwa keinginan dari si “A” dan si “B” yaitu I2 < I1
sehingga memberikan keuntungan bagi para penabung dan peminjam.
Tapi jika bank mengikuiti
keinginan si “A” dan “B”, maka bank pun tidak memperoleh keuntungan. Oleh
karena itu I2 > I1 sehingga bank pun memperoleh
keuntungan dari transaksi yang telah dilakukan oleh si “A” dan “B” .
Untuk mengetahui
keuntugan yang diperoleh oleh bank yaitu I2 – I1 =
interest spread. Interest spread merupakan bunga yang di peroleh oleh bank dari
penabung si “A” dan peminjam si “B”.
Jika si “ B “ meminjam
uang dengan pihak lain ilustrasinya sebagai berikut :
Yang dibutuhkan apabila
kita meminjam melalui pihak lain, bukan pihak bank, maka yang dibutuhka yaitu
dana dan kepercayaa. Jika kita meminjam uang di bank kita tidak perlu khawatir
mengenai hal itu karena bank mempunyai sifat double coincidence yaitu jelas
mempunyai sumber dana dan jelas pula dapat dipercaya oleh masyarakat.
PT.
SCREEN ( PASAR MODAL )
Dari ilustrasi di atas
dapat dijelaskan bahwa dari PT. SCREEN tersebut memiliki diskonto dan deviden. Diskonto
itu merupakan bunga yang dibayar dimuka pada saat penerimaan peminjaman.
Misalnya si “B” meminjam uang kepada si “A” sebesar 1 juta , lalu si “B” akan mengembalikan ke “
A “ sebesar 1,1 juta di bayar di muka.
Deviden terjadi jika perusaahan
memperoleh keuntungan lalu keuntungan tersebut dibagikan kepada pemegang saham
perusahaan yang sebanding dengan jumlah lembar yang beredar.
Untuk menghitung
deviden yaitu = keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan (
) dikurangi dengan
retained earning ( laba di tahan) dikurangi lagi dengan bonus lalu di bagi
dengan jumlah saham.

Jika suatu perusahaan
melakukan pembagian deviden tetapi pembagian deviden tersebut sebelumnya tidak
dikurangi dengan bonus, maka tidak ada pegawai yang ingin bekerja di perusahaan
tersebut. Karena pegawai yang bekerja di perusahaan tersebut tidak mendapatkan
bonus.
Pengurang bonus pada pembagian debiden tergantung
dari kebijakan perusahaan tersebut. Jika
terjadi konflik antara manajer dan owner maka disebut dengan continjency teori.
Pada PT.SCREEN itu
mempunyai bunga (interest) yaitu I3.
Jika I3 < I2 maka orang akan lebih memilih untuk
menginvestasikan uangnya kepada PT. SCREEN karena bunga yang diberikan oleh PT tersebut lebih
kecil daripada jika kita meminjam ke bank.
Jika I3 >
I1 maka orang lebih memilih untuk menginvestasi (nabung) di bank ,
karena bunga yang di berikan oleh bank lebih besar daripada oleh PT tersebut.
Oleh karena itu besar
bunga pada PT tersebut yaitu I2 > I3 > I1
sehingga PT tersebut tetep bertahan , karena bunga dari PT tersebut berada di
antara I2 dan I1 .
Lalu pada tanggal 26 /
6 pukul 11.00 à
si “A” membeli saham dengan harga Rp
10.000/lembar.
Lalu pada tanggal 26 /
6 pukul 14.00 à
harga saham menjadi Rp 11.000/ lembar (
Karena si “A” berharap memiliki keuntungan (expected return) sebesar Rp 1.500à
maka si “A” melakukan hedging atau tidak menjual sahamnya pada saat itu. Pada
saat itu si “A” mengalami potensial gain sebesar Rp.1000 artinya si “A” berpotensial untuk memperoleh
keuntungan sebesar Rp 1000
Lalu pada tanggal 26 /
6 pukul 16.00 à
harga saham menjadi Rp 9.500/ lembar ( karena masih di bawah
nilai expected return, maka si “A” tetap melakukan hedging sehingga si “A”
mengalami potensial gain sebesar Rp 500. Artinya si “A” berpotensial untuk
memperoleh kerugian sebesar Rp 500
Lalu pada tanggal 27 /
6 pukul 11.00 à
harga saham menjadi Rp 9.200 / lembar ( karena semakin lama harga
saham semakin menurun maka dibutuhkan seorang
ahli untuk menganalisis harga saham selanjunya yaitu seorang pialang.
Setelah dianalisis, tenyata harga saham
selanjutnya lebih menurun, oleh karena itu si “A” mengambil keputusan untuk
menjual sahamnya sehingga si “A” mengalami capital loss sebesar Rp. 800. Artinya
si “A” mengalami kerugian sebesar Rp 800
Ternyata si “A” salah
mengambil keputusan di awal , seharusnya pada saat harga saham Rp 10.000/
lembar , si “A” langsung menjualnya sehingga mendapatkan capital gain
sebesar Rp 1000. Ternyata pada saat si
“A” membeli saham dengan harga Rp10.000/ lembar
merupakan harga yang hampir mendekati puncak.
Karena harga saham
cenderung naik turun, maka sebaiknya pada saat harga saham naik si “A” harus
menjual sahamnya .
Berikut gambar mengenai siklus harga saham yang
cenderung naik turun :
Harga saham pada
kondisi tertentu akan selalu naik terus pada saat terjadi hal-hal tertentu seperti:
a.
Pada saat terjadi inflasi
b.
Pada saat akan berlangsungnya pemilu
c.
Pada saat terjadi perbedaan valas
d.
Pada saat akan berlangsungnya bulan suci
Ramadhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar