Kamis, 26 Juni 2014

Review Pertemuan 1 ( Bank dan Pasar modal)


Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak sebagai lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah.
Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu  :
a.         lembaga keuangan bank ( bank) ,  dan
b.         lembaga keuangan bukan bank (asuransi, pegadaian, dana pensiun, reksa dana, dan bursa efek).
Bank merupakan sebuah lembaga keuangan yang bertujuan untuk menyalurkan dan menghimpun dana dari masyarakat dan untuk masyarakat.

Ilustrasi dari pengertian Bank :


Berikut lampiran mengenai perbankan tentang use of fund dan source pada perbankan :


 Dari gambar tersebut menjelaskan bahwa penabung yaitu si “A” sangat berharap untuk memperoleh bunga ( interest) I1 sebesar besarnya dari bank. Sedangakan pemimjam yaitu si “B” sangat berharap untuk memperoleh bunga (interest) I2 sekecil- kecilnya.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa keinginan dari si “A” dan si “B” yaitu I2 < I1 sehingga memberikan keuntungan bagi para penabung dan peminjam.
Tapi jika bank mengikuiti keinginan si “A” dan “B”, maka bank pun tidak memperoleh keuntungan. Oleh karena itu I2 > I1 sehingga bank pun memperoleh keuntungan dari transaksi yang telah dilakukan oleh si “A” dan “B” .
Untuk mengetahui keuntugan yang diperoleh oleh bank yaitu I2 – I1 = interest spread. Interest spread merupakan bunga yang di peroleh oleh bank dari penabung si  “A” dan peminjam si “B”.
Jika si “ B “ meminjam uang dengan pihak lain ilustrasinya sebagai berikut :

Yang dibutuhkan apabila kita meminjam melalui pihak lain, bukan pihak bank, maka yang dibutuhka yaitu dana dan kepercayaa. Jika kita meminjam uang di bank kita tidak perlu khawatir mengenai hal itu karena bank mempunyai sifat double coincidence yaitu jelas mempunyai sumber dana dan jelas pula dapat dipercaya oleh masyarakat.


PT. SCREEN ( PASAR MODAL )

Dari ilustrasi di atas dapat dijelaskan bahwa dari PT. SCREEN tersebut memiliki diskonto dan deviden. Diskonto itu merupakan bunga yang dibayar dimuka pada saat penerimaan peminjaman. Misalnya si “B” meminjam uang kepada si “A” sebesar  1 juta , lalu si “B” akan mengembalikan ke “ A “ sebesar  1,1 juta di bayar di muka.
Deviden terjadi jika perusaahan memperoleh keuntungan lalu keuntungan tersebut dibagikan kepada pemegang saham perusahaan yang sebanding dengan jumlah lembar yang beredar.
Untuk menghitung deviden yaitu = keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan () dikurangi dengan retained earning ( laba di tahan) dikurangi lagi dengan bonus lalu di bagi dengan jumlah saham.
Jika suatu perusahaan melakukan pembagian deviden tetapi pembagian deviden tersebut sebelumnya tidak dikurangi dengan bonus, maka tidak ada pegawai yang ingin bekerja di perusahaan tersebut. Karena pegawai yang bekerja di perusahaan tersebut tidak mendapatkan bonus.
 Pengurang bonus pada pembagian debiden tergantung dari kebijakan perusahaan tersebut.  Jika terjadi konflik antara manajer dan owner maka disebut dengan continjency teori.

Pada PT.SCREEN itu mempunyai bunga (interest) yaitu  I3. Jika I3 < I2 maka orang akan lebih memilih untuk menginvestasikan uangnya kepada PT. SCREEN karena bunga yang diberikan oleh PT tersebut lebih kecil daripada jika kita meminjam ke bank.
Jika I3 > I1 maka orang lebih memilih untuk menginvestasi (nabung) di bank , karena bunga yang di berikan oleh bank lebih besar daripada oleh PT tersebut.
Oleh karena itu besar bunga pada PT tersebut yaitu I2 > I3 > I1 sehingga PT tersebut tetep bertahan , karena bunga dari PT tersebut berada di antara I2 dan I1 .

Lalu pada tanggal 26 / 6 pukul 11.00 à si “A”  membeli saham dengan harga Rp 10.000/lembar.

Lalu pada tanggal 26 / 6 pukul 14.00 à harga saham menjadi  Rp 11.000/ lembar ( Karena si “A” berharap memiliki keuntungan (expected return) sebesar Rp 1.500à maka si “A” melakukan hedging atau tidak menjual sahamnya pada saat itu. Pada saat itu si “A” mengalami potensial gain sebesar Rp.1000  artinya si “A” berpotensial untuk memperoleh keuntungan sebesar Rp 1000

Lalu pada tanggal 26 / 6 pukul 16.00 à  harga saham menjadi  Rp 9.500/ lembar ( karena masih di bawah nilai expected return, maka si “A” tetap melakukan hedging sehingga si “A” mengalami potensial gain sebesar Rp 500. Artinya si “A” berpotensial untuk memperoleh kerugian sebesar Rp 500

Lalu pada tanggal 27 / 6 pukul 11.00 à  harga saham menjadi  Rp 9.200 / lembar ( karena semakin lama harga saham semakin menurun maka dibutuhkan seorang  ahli untuk menganalisis harga saham selanjunya yaitu seorang pialang. Setelah dianalisis, tenyata  harga saham selanjutnya lebih menurun, oleh karena itu si “A” mengambil keputusan untuk menjual sahamnya sehingga si “A” mengalami capital loss sebesar Rp. 800. Artinya si “A” mengalami kerugian sebesar Rp 800

Ternyata si “A” salah mengambil keputusan di awal , seharusnya pada saat harga saham Rp 10.000/ lembar , si “A” langsung menjualnya sehingga mendapatkan capital gain sebesar  Rp 1000. Ternyata pada saat si “A” membeli saham dengan harga Rp10.000/ lembar  merupakan harga yang hampir mendekati puncak.
Karena harga saham cenderung naik turun, maka sebaiknya pada saat harga saham naik si “A” harus menjual sahamnya .

Berikut  gambar mengenai siklus harga saham yang cenderung naik turun : 



Harga saham pada kondisi tertentu akan selalu naik terus pada saat terjadi hal-hal tertentu seperti:
a.       Pada saat terjadi inflasi
b.      Pada saat akan berlangsungnya pemilu
c.       Pada saat terjadi perbedaan valas
d.      Pada saat akan berlangsungnya bulan suci Ramadhan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Optimalisasi dan strategi pengelolaan Bank

Perbankan mempunyai kebijakan untuk melakukan: a.        Konservatif b.       Moderate c.        Ekspansif à ekspansif mengakibatk...