Perbankan mempunyai
kebijakan untuk melakukan:
a.
Konservatif
b.
Moderate
c.
Ekspansif à ekspansif
mengakibatkan perbankan memiliki nilai interest spread income yang terbesar.
Upaya yang dapat
dilakukan oleh perbankan agar dapat melakukan ekspansif yaitu dengan cara n meningkatkan
LDR sampai sebesar 110% (nilai LDR yang
paling maksimal).
LDR adalah rasio
keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan dengan asppek likuiditas. LDR
merupakan tolak ukur bank untuk mengetahui bank tersebut berada pada kebijakan
konservatif, moderate, ataupun ekspansif.
Untuk menghitung laba
dari suatu perbankan yaitu = 

Agar suatu perbankan
memiliki laba yang besar (
besar ) ,maka upaya yang dapat dilakukan oleh
perbankan yaitu meningkatkan R (Revenue) dan menurukan C (cost). Usaha yang dilakukan
perbankan untuk meningkatkan R(revenue) disebut dengan optimalisasi, sedangkan
usaha yang dilakukan perbankan untuk menurunkan C (cost) disebut dengan
efisiensi.

ISU BESAR yang terjadi
di BANK atau lembaga keuangan lainnya yaitu :
1.
OPTIMALISASI
Cara yang dapat
digunakan untuk meningkatkan Revenue (OPTIMALISASI) yaitu :
Cara yang dapat digunakan untuk menurunkan Cost (efisiensi) yaitu :
Terori productivity paradox
yaitu beranggapan bahwa menggunakan IT hanya sekedar pemborosan, tetapi
dapatdisimpulkan bahwa IT akan memberikan manfaat yang sangat besar apabila
digunakan oleh industry maupun perusahaan atau pun lembaga keuangan yang
memberikan pelayanan masyarakat dalam jumlah yang besar.
Konsep risk minimize
dapat dicontohkan sebagai berikut :
Dari
kedua kejadian diatas, bahwa dalam konsep risk minimize yang akan dipilih
adalah gambar 1, karena pada kejadian tersebut saham di sebar kepada 1000 orang
dan itu artinya apabila terjadi hal-hal yang tidak diinnginkan oleh salah satu
orang tersebut, maka masih punya 999 orang lainnya sehingga perusahaan pun
tidak mengalami kerugian terlalu banyak. Oleh karena itu dalam konsep risk
minimize yang memiliki resiko terkecil yaitu pada kejadian 1.
2. LIKUIDITAS :
RR dan ER berhungan
dengan saldo rekening Koran pada Bank Indonesia , saldo pada Bank Indonesia ada
dua jenis , yaitu :
a.
High à pada saat saldo high
maka Bank Indonesia mengalami unloanable fund artinya Bank mempunyai saldo yang banyak, sehingga safe
shock sangat rendah artinya apabila terjadi goncangan (nasabah menarik uangnya
dalam jumlah yg banyak) bank tersebut tidak akan shock, karena telah memiliki
kas yg banyak.
b.
Low à
pada saat saldo low maka Bank Indonesia mengalami loanable fund artinya Bank mempunyai
saldo yang sedikit, sehingga safe shock sangat tinggi artinya apabila terjadi terjadi
goncangan (nasabah menarik uangnya dalam jumlah yg banyak) bank tersebut akan shock, karena telah memiliki kas yg
sedikit. Serta memiliki optimalisasi yang rendah.
Untuk mengatur kedua
hal tersebut dibutuhkan seorang ahli risk management à
untuk mengetahui resiko kredit, likuiditas, dll..
Likuiditas terbagi
menjadi dua , yaitu :
a.
Hal- hal yang bisa dikontrol à
misalnya seperti berapa banyak giro yang akan dikeluarkan masih dapat di control.
b.
Hal – hal yang tidak bisa dikontrol à
misalnya pada saat semua nasabah pada kejadian tertentu melakukan rush (
nasabah ingin mengelurkan uang secara
terburu-buru dan menyerbu bank tersebut )
Berikut ilustrasi mengenai konglomerasi :
Dari gambar diagram tersebut
menjelaskan bahwa SCREEN BANK memberikan pinjaman (kredit) kepada PT. X yang
merupakan leasing. PT.X yang merupakan perusahaan leasing melakukan kerja sama
dengan PT. ASTRA Company yang merupakan perusahaan pembuatan motor, perusahaan
motor tersebut bekerja sama juga dengan perusahaan leasing dalam menjalankan
usahanya. Pelanggan dari perusahaan leasing dan perusahaan pembuatan motor
mengalami musibah seperti kecelakaan, oleh karena itu pelanggan dari perusahaan
leasing dan perusahaan pembuatan motor membutuhkan asuransi atas kerusakan
motor yang di derita oleh pelanggan. PT.X yang merupakan perusahaan leasing
melakukan kerja sama dengan perusahaan asuransi yaitu PT.ZY dengan uang
pertanggung jawaban sebesar 10 juta dan premi 10 ribu, tetapi PT. ZY hanya mau
nenanggung uang pertanggung jawaban sebesar 2juta dan premi 2 ribu. Perusahaan asuransi
merasa tidak sanggung untuk menanggung biaya tersebut oleh karena itu PT. ZY
melakukan kerja sama dengan perusahaan lain yaitu PT.KA ( reasuransi) dengan
ketentuan uang penanggungjawaban sebesar 8juta dan premi 8 ribu. Karena PT. KA
juga merasa tidak sanggup untuk melakukan pembayaran tersebut, PT.KA melakukan
kerja sama lagi dengan PT. PA . kerja sama pada PT. PA dinamakan retrosesi
sehingga PT tersebut harus membayar uang penanggung jawaban sebesar 6 juta dan
mendapat uang premi sebesar 6 ribu. PT. PA membentuk perusahaaan baru di
Indonesia yaitu PT.A , PT.B , dan PT.C . Saham tersebut di bagi rata sebesar
25% PT.A , 20% PT. B , dan 15% PT. C. sehingga total semuanya menjadi 60% .
saham tersebut bahkan melebihi saham yang telah dimiiki oleh SCREEN BANK. Oleh karena
itu, PT. PA mendapatkan keuntungan yang besar jika dibandingkan denan SCREEN
BANK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar