MAKALAH TEORI EKONOMI
Analisis Pengarus Elastisitas Harga
terhadap Demand and Supply pada Produk Tersier

Disusun oleh :
1.
Amalia Nurul Hidayah
2.
Anda Putra
3.
Icha Tifany
4.
Ismi Alawiyah
5.
Putri Nadila Humairoh
SMAK - 06
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
Produk tersier
Elastisitas adalah derajat
kepekaan perubahan barang yang diminta atau ditawarkan akibat perubahan dari
harga barang tersebut. Koefisien elastisitas dibagi menjadi elastisitas harga
permintaan, elastisitas harga penawaran, elastisitas silang, dan elastisitas
pendapatan. Elastisitas harga permintaan atau penawaran dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:

Keterangan:
E :
elastisitas.
ΔQ : selisih (perbedaan) jumlah
barang.
ΔP : selisih (perbedaan) harga
barang.
P : harga
mula-mula.
Q : jumlah barang
mula-mula.
Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan
(Price elasticity of demand) adalah derajat kepekaan pengaruh perubahan harga
terhadap jumlah barang yang diminta. Dengan kata lain elastisitas harga
permintaan merupakan perbandingan antara persentase perubahan jumlah barang
yang diminta dengan persentase perubahan harga barang.
Salah satu elastisitas harga yang
berpengaruh terhadap produk TERSIER adalah :
Elastis (E>1) adalah
permintaan terhadap jumlah barang sangat peka akibat adanya perubahan harga,
artinya dengan sedikit perubahan harga bisa membuat perubahan jumlah permintaan
yang besar.
Grafik di atas menggambarkan ΔQ
> ΔP, hal ini umumnya terjadi pada barang mewah atau barang tersier.

Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang rnenyebabkan perubahan perrnintaan yang besar. Misalnya, bila harga turun 10% menyebabkan permintaan barang naik 20%. Karena itu nilai Ep lebih besar dari satu. Barang mewah seperti mobil umumnya permintaannya elastis.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
elastisitas harga
Berikut beberapa faktor yang
dapat menyebabkan elastisitas suatu harga terhadap jumlah permintaan :
Tingkat substitusi.
Makin sulit mencari substitusi suatu
barang, permintaan makin inelastis. Beras bagi masyarakat Indonesia sulit
dicari substitusinya, karena itu permintaan beras inelastis. Garam tidak
mempunyai substitusi, oleh karena itu permintaannya inelastis sempuma. Walaupun
harganya naik banyak, orang tetap membelinya, dan seandainya harganya turun
banyak, orang tidak lantas akan memborong garam.
Jumlah pemakai.
Makin banyak jumlah pemakai,
permintaan akan suatubarang makin inelastis. Hampir semua suku bangsa di
Indonesia mengonsumsi beras sebagai makanan pokok. Ini penjelasan lain mengapa
permintaan beras di Indonesia, inelastis. Penjelasan ini sebenamya menunjukkan
bahwa elastisitas harga dipengaruhi oleh pokok tidaknya suatu barang bagi kita.
Semakin pokok suatu barang, semakin inelastis permintaannya. Namun, pokok
tidaknya suatu barang adalah relatif. Pesawat televisi, misalnya, bagi
orang-orang di kota mungkin sekali termasuk barang kebutuhan pokok (selain
sebagai media hiburan juga sebagai media informasi yang sangat penting), tetapi
bagi masyarakat desa merupakan barang mewah, sehingga pembeliannya dapat
ditunda bila harganya naik.
Proporsi kenaikan harga terhadap
pendapatan konsumen.
Bila proporsi tersebut besar,
maka permintaan cenderung lebih elastis. Contohnya adalah garam dan TV.
Meskipun harga garam naik 50%, kenaikan tersebut mungkin hanya Rp1.000,00, yang
merupakan bagian sangat kecil dari pendapatan sebagian besar keluarga. Sebaliknya,
kenaikan harga TV sebesar 5%, dalam jumlah nominal uang bisa Rp125.000,00 dan
cukup menyebabkan sejumlah keluarga menunda pembeliannya sampai tahun depan.
Jangka waktu.
Jangka waktu permintaan atas
suatu barang juga mempunyai pengaruh terhadap elastisitas harga. Namun hal ini
tergantung pada apakah barangnya durable atau nondurabel. Selanjutnya mengenai
pengaruh jangka waktu terhadap elastisitas akan diuraikan dalam butir 3 di
belakang, yaitu mengenai Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar