Nama : Amalia Nurul Hidayah
Kelas : SMAK06-03
NPM :20212684
Pengertian konjungtur ekonomi
adalah Fluktuasi atau perubahan yang terjadi kegiatan perekonomian disebut
sebagai konjungtur atau business cycle. Yang menjadi pokok permasalahan
timbulnya konjungtur menurut teori moneter adalah jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Apabila masyarakat banyak memegang uang, maka akan timbul
kecenderungan mempergunakan uangnya untuk keperluan konsumsi dan investasi,
sedangkan sebaliknya, apabila uang sulit diperoleh, maka pengeluaran dunia
bisnis dan masyarakat juga akan berkurang. Pengurangan jumlah uang sampai pada
tingkat minimum ini akan menghalangi upaya dari perusahaan untuk melakukan
ekspansi.
Kecenderungan masyarakat untuk
mengurangi tingkat konsumsinya dan lebih banyak melakukan kegiatan menabung
akan menyebabkan pengeluaran total tidak akan mencukupi untuk mempekerjakan
semua angkatan kerja. Besarnya tingkat tabungan masyarakat ini, walaupun bisa
dijadikan sebagai sumber investasi tapi kurang menguntungkan karena adanya
tabungan masyarakat tersebut diikuti dengan rendahnya tingkat konsumsi
masyarakat. Investasi sebagai kekuatan pendorong yang menentukan konjungtur
akan berpengaruh terhadap gerakan konjungtur.
Adanya peperangan, penemuan
tambang emas, kejadian-kejadian politik, dan perubahan cuaca juga menyebabkan
terjadinya goncangan ekstern yang mendorong timbulnya konjungtur.
Goncangan-goncangan ini akan memberikan dorongan ke atas maupun ke bawah pada
sistem perekonomian dan akan lebih diperkuat lagi oleh faktor-faktor intern.
Pengaruh dari adanya konjungtur
terhadap perekonomian Indonesia sangat terasa pada neraca perdagangan
Indonesia. Hal ini disebabkan karena Indonesia selama ini mengadakan hubungan
dagang dengan negara-negara di dunia, karena itu terjadinya perubahan volume
ekspor dan impor akan tampak sekali. Selain berpengaruh terhadap neraca
perdagangan aktivitas perekonomian di dalam negeri, juga akan berpengaruh
terhadap aktivitas usaha, penyerapan tenaga kerja, tingkat investasi, tingkat
harga di dalam negeri, dan sebagainya.
Usaha pemerintah Indonesia untuk
menanggulangi akibat adanya konjungtur adalah melalui beberapa kebijaksanaan fiskal
dan moneter seperti deregulasi, diberlakukannya undang-undang perpajakan yang
baru, dan menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang asing.
Definisi business
cycle yang tercantum dalam kamus ekonomi adalah sebagai fluktuasi dari
tingkat kegiatan perekonomian (PDB riil) yang saling bergantian antara masa
depresi dan masa kemakmuran (booms). Business cycle atau sikus
ekonomi dapat pula diartikan sebagai fluktuasi aktivitas ekonomi
dari trendpertumbuhan jangka panjangnya. Kata siklus sendiri mengandung
arti pergantian secara silih berganti antara periode pertumbuhan output yang
cepat (inflasi) dengan periode penurunan output (resesi). Adapun variabel yang
digunakan untuk mengatur fluktuasi ekonomi adalah GDP riil. Salah satu peran
utama pemerintah adalah unuk mengatasi business cycle dan mengurangi
fluktuasi yang terjadi (Ricardo, 2007).
Didalam perkembangannya siklus
ekonomi didefinisikan dengan mengacu pada output gap dan kegiatan ekonomi.
Secara garis besar, siklus ekonomi terbagi atas emapt fase : (1) Slowdown atau
perlambatan ekonomi (2) recession atau resesi (3) recovery atau perbaikan
ekonomi dan (4) expansion atau ekspansi ekonomi. Setiap fase memiliki
karakteristik tingkat suku bunga, inflansi dan kegiatan ekonomi yang berbeda.
Output gap merupakan faktor
penentu inflasi dan siklus moneter, serta menjadi faktor penentu pula bagi
siklus laba perusahaan (corporate earnings cycle). Output gap mempengaruhi
laju inflasi, pergerakan suku bunga dan kegiatan ekonomi karena output gap
mengukur tekanan terhadap sumber daya, tenaga kerja dan modal pada suatu
periode. Jadi jika aktivitas ekonomi berada di bawah trend, maka tercipta ada
slack dalam pasar tenaga kerja (di mana tingkat pengangguran lebih tinggi dari
normal) maka perusahaan akan beroperasi dengan kapasitas ekstra. Hal ini
cenderung mengakibatkan penurunan harga barang dan inflasi gaji karena tenaga
kerja bersaing mendapatkan pekerjaan dan perusahaan berusaha memanfaatkan
kapasitas ekstra yang dimilikinya dengan menawarkan barang produksinya dengan
harga yang lebih kompetitif.
Ada empat tahapan dalam siklus
perekonomian:
1. Tahap
pertama dalah masa depresi (depession), yaitu suatu periode penurunan
permintaan agregat yang cepat yang diikuti dengan rendahnya tingkat output dan
tingkat pengangguran yang tinggi yang secara bertahap mencapai dasar yang
paling rendah.
2. Tahap
yang kedua adalah tahap pemulihan (recovery), yaitu peningkatan permintaan
agregat yang diikuti dengan peningkatan output dan penurunan tingkat
pengangguran.
3. Tahap
yang ketiga adalah masa kemakmuran (prosperity), yaitu permintaan agregat
yang mencapai dan kemudian melewati taraf output yang terus menerus (PDB
potensial) pada saat puncak siklus telah dicapai, dimana tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh dicapai dan adanya kelebihan permintaan mengakibatkan
naiknya tingkat harga-harga umum (inflasi).
4. Tahap
keempat adalah masa resesi (recession), dimana permintaan agregat menurun,
yang mengakibatkan penurunan yang kecil dari output dan tenaga kerja, seperti yang
terjadi pada tahap awal, seiring dengan hal ini maka akan muncul masa depresi.
TEORI PENYEBAB GELOMBANG
KONJUNGTUR
· Jevons
dan Moore (1923): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya perubahan
alam
· Pigou
(1927): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya faktor psikologis para
pelaku bisnis (harapan pesimistis atau optimistis)
· Malthus
(1936): penyebab munculnya krisis ekonomi karena adanya kekurangan konsumsi
(under consumption). Alasan: sektor industri manufaktur makin berkembang dan
masyarakat lebih banyak melakukan kegiatan ekonomi pada sektor tersebut.
· Mitchell
(1951): Fluktuasi kegiatan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sistem ekonomi
kapitalis-liberalis.
· Hawtrey
(1928) dan Friedman (1957): Fluktuasi ekonomi disebabkan oleh sistem moneter
dan sistem kredit.
· Shcumpeter
(1934) menyebut penyebab utama tidak stabilnya inovasi teknologi.
· Lucas
dan Barro (1976), Fisher (1979), dan Phelps (1997): Ekspektasi masyarakat yang
rasional sebagai penyebab fluktuasi ekonomi.
· Keynes:
Sistem moneter dan kredit bukan penyebab, tetapi merupakan akibat. Penyebab
utama adalah tidak stabilnya investasi.
· Siklus
konjungtur kegiatan ekonomi menurut Ellis (1991) berbeda-beda.
· Kondratif:
setiap 50 tahun sekali
· Juglar:
11 tahun sekali
· Kitchin:
4 tahun sekali
· Batra
(1990): 60 tahun sekali
· Mubyarto:
7 tahun sekali untuk perekonomian Indonesia (jawa: pitu-lungan).
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar