Kamis, 12 Desember 2013

KONSEP FLOW & CONJUNCTURE


Nama : Amalia Nurul Hidayah
Kelas : SMAK06-03
NPM :20212684

Pengertian konjungtur ekonomi adalah Fluktuasi atau perubahan yang terjadi kegiatan perekonomian disebut sebagai konjungtur atau business cycle. Yang menjadi pokok permasalahan timbulnya konjungtur menurut teori moneter adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Apabila masyarakat banyak memegang uang, maka akan timbul kecenderungan mempergunakan uangnya untuk keperluan konsumsi dan investasi, sedangkan sebaliknya, apabila uang sulit diperoleh, maka pengeluaran dunia bisnis dan masyarakat juga akan berkurang. Pengurangan jumlah uang sampai pada tingkat minimum ini akan menghalangi upaya dari perusahaan untuk melakukan ekspansi.
Kecenderungan masyarakat untuk mengurangi tingkat konsumsinya dan lebih banyak melakukan kegiatan menabung akan menyebabkan pengeluaran total tidak akan mencukupi untuk mempekerjakan semua angkatan kerja. Besarnya tingkat tabungan masyarakat ini, walaupun bisa dijadikan sebagai sumber investasi tapi kurang menguntungkan karena adanya tabungan masyarakat tersebut diikuti dengan rendahnya tingkat konsumsi masyarakat. Investasi sebagai kekuatan pendorong yang menentukan konjungtur akan berpengaruh terhadap gerakan konjungtur.
Adanya peperangan, penemuan tambang emas, kejadian-kejadian politik, dan perubahan cuaca juga menyebabkan terjadinya goncangan ekstern yang mendorong timbulnya konjungtur. Goncangan-goncangan ini akan memberikan dorongan ke atas maupun ke bawah pada sistem perekonomian dan akan lebih diperkuat lagi oleh faktor-faktor intern.
Pengaruh dari adanya konjungtur terhadap perekonomian Indonesia sangat terasa pada neraca perdagangan Indonesia. Hal ini disebabkan karena Indonesia selama ini mengadakan hubungan dagang dengan negara-negara di dunia, karena itu terjadinya perubahan volume ekspor dan impor akan tampak sekali. Selain berpengaruh terhadap neraca perdagangan aktivitas perekonomian di dalam negeri, juga akan berpengaruh terhadap aktivitas usaha, penyerapan tenaga kerja, tingkat investasi, tingkat harga di dalam negeri, dan sebagainya.
Usaha pemerintah Indonesia untuk menanggulangi akibat adanya konjungtur adalah melalui beberapa kebijaksanaan fiskal dan moneter seperti deregulasi, diberlakukannya undang-undang perpajakan yang baru, dan menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang asing.
Definisi business cycle yang tercantum dalam kamus ekonomi adalah sebagai fluktuasi dari tingkat kegiatan perekonomian (PDB riil) yang saling bergantian antara masa depresi dan masa kemakmuran (booms). Business cycle atau sikus ekonomi dapat pula diartikan sebagai fluktuasi aktivitas ekonomi dari trendpertumbuhan jangka panjangnya. Kata siklus sendiri mengandung arti pergantian secara silih berganti antara periode pertumbuhan output yang cepat (inflasi) dengan periode penurunan output (resesi). Adapun variabel yang digunakan untuk mengatur fluktuasi ekonomi adalah GDP riil. Salah satu peran utama pemerintah adalah unuk mengatasi business cycle dan mengurangi fluktuasi yang terjadi (Ricardo, 2007).
Didalam perkembangannya siklus ekonomi didefinisikan dengan mengacu pada output gap dan kegiatan ekonomi. Secara garis besar, siklus ekonomi terbagi atas emapt fase : (1) Slowdown atau perlambatan ekonomi (2) recession atau resesi (3) recovery atau perbaikan ekonomi dan (4) expansion atau ekspansi ekonomi. Setiap fase memiliki karakteristik tingkat suku bunga, inflansi dan kegiatan ekonomi yang berbeda.
Output gap merupakan faktor penentu inflasi dan siklus moneter, serta menjadi faktor penentu pula bagi siklus laba perusahaan (corporate earnings cycle). Output gap mempengaruhi laju inflasi, pergerakan suku bunga dan kegiatan ekonomi karena output gap mengukur tekanan terhadap sumber daya, tenaga kerja dan modal pada suatu periode. Jadi jika aktivitas ekonomi berada di bawah trend, maka tercipta ada slack dalam pasar tenaga kerja (di mana tingkat pengangguran lebih tinggi dari normal) maka perusahaan akan beroperasi dengan kapasitas ekstra. Hal ini cenderung mengakibatkan penurunan harga barang dan inflasi gaji karena tenaga kerja bersaing mendapatkan pekerjaan dan perusahaan berusaha memanfaatkan kapasitas ekstra yang dimilikinya dengan menawarkan barang produksinya dengan harga yang lebih kompetitif.
Ada empat tahapan dalam siklus perekonomian:
1.      Tahap pertama dalah masa depresi (depession), yaitu suatu periode penurunan permintaan agregat yang cepat yang diikuti dengan rendahnya tingkat output dan tingkat pengangguran yang tinggi yang secara bertahap mencapai dasar yang paling rendah.
2.      Tahap yang kedua adalah tahap pemulihan (recovery), yaitu peningkatan permintaan agregat yang diikuti dengan peningkatan output dan penurunan tingkat pengangguran.
3.      Tahap yang ketiga adalah masa kemakmuran (prosperity), yaitu permintaan agregat yang mencapai dan kemudian melewati taraf output yang terus menerus (PDB potensial) pada saat puncak siklus telah dicapai, dimana tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dicapai dan adanya kelebihan permintaan mengakibatkan naiknya tingkat harga-harga umum (inflasi).
4.      Tahap keempat adalah masa resesi (recession), dimana permintaan agregat menurun, yang mengakibatkan penurunan yang kecil dari output dan tenaga kerja, seperti yang terjadi pada tahap awal, seiring dengan hal ini maka akan muncul masa depresi.

TEORI PENYEBAB GELOMBANG KONJUNGTUR
·         Jevons dan Moore (1923): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya perubahan alam
·         Pigou (1927): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya faktor psikologis para pelaku bisnis (harapan pesimistis atau optimistis)
·         Malthus (1936): penyebab munculnya krisis ekonomi karena adanya kekurangan konsumsi (under consumption). Alasan: sektor industri manufaktur makin berkembang dan masyarakat lebih banyak melakukan kegiatan ekonomi pada sektor tersebut.
·         Mitchell (1951): Fluktuasi kegiatan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sistem ekonomi kapitalis-liberalis.
·         Hawtrey (1928) dan Friedman (1957): Fluktuasi ekonomi disebabkan oleh sistem moneter dan sistem kredit.
·         Shcumpeter (1934) menyebut penyebab utama tidak stabilnya inovasi teknologi.
·         Lucas dan Barro (1976), Fisher (1979), dan Phelps (1997): Ekspektasi masyarakat yang rasional sebagai penyebab fluktuasi ekonomi.
·         Keynes: Sistem moneter dan kredit bukan penyebab, tetapi merupakan akibat. Penyebab utama adalah tidak stabilnya investasi.
·         Siklus konjungtur kegiatan ekonomi menurut Ellis (1991) berbeda-beda.
·         Kondratif: setiap 50 tahun sekali
·         Juglar: 11 tahun sekali
·         Kitchin: 4 tahun sekali
·         Batra (1990): 60 tahun sekali
·         Mubyarto: 7 tahun sekali untuk perekonomian Indonesia (jawa: pitu-lungan).
SUMBER :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Optimalisasi dan strategi pengelolaan Bank

Perbankan mempunyai kebijakan untuk melakukan: a.        Konservatif b.       Moderate c.        Ekspansif à ekspansif mengakibatk...