Nama : Amalia Nurul Hidayah
Kelas : SMAK 06-03
NPM : 20212684
Backward bending supply curve
adalah kurva yang membalik ke belakang dengan meningkatnya tingkat upah. Karena
hal tersebut bisa terjadi di klkarenakan pada umumnya banyak mengangap santai
(leisure) sebagai sesuatu kebutuhan yang harus dipertimbangkan dalam kaitanya
dengan tingkat pendapatan. Perbedaanya berlaku bagi perseorangan & tidak
untuk penawaran tenaga kerja secara keseluruhan ,karena keadaan setiap orang
itu berbeda & kemampuan maupun kebutuhan berbeda pula.
BACKWARD-BENDING LABOR SUPPLY
CURVE
Sebuah kurva penawaran tenaga
kerja yang positif-miring untuk jumlah yang relatif kecil dari tenaga kerja dan
negatif-miring untuk jumlah yang relatif besar tenaga kerja. Dengan kata lain,
pekerja menyediakan jumlah yang lebih besar dari tenaga kerja dalam menanggapi
upah lebih tinggi bila upah relatif rendah. Namun, ketika upah mencapai tingkat
yang relatif tinggi, kenaikan lebih lanjut dalam upah menarik pekerja untuk
mengurangi kuantitas yang ditawarkan. Kurva penawaran sehingga membungkuk kembali
pada dirinya sendiri. Alasan untuk negatif-miring, segmen mundur-bending
terletak pada trade off antara tenaga kerja dan rekreasi. Pekerja memutuskan
untuk "menghabiskan" sebagian dari upah mereka lebih tinggi
"membeli" lebih banyak waktu luang, dan dengan demikian bekerja
kurang. Hasil akhirnya adalah bahwa upah lebih tinggi mengurangi kuantitas
tenaga kerja yang ditawarkan.
Penawaran Tenaga Kerja
Penawaran tenaga kerja adalah
jumlah tenaga kerja yang dapat disediakan oleh pemilik tenaga kerja pada setiap
kemungkinan upah dalam jangka waktu tertentu. Dalam teori klasik sumberdaya
manusia (pekerja) merupakan individu yang bebas mengarnbil keputusan untuk
bekerja atau tidak. Bahkan pekerja juga bebas untuk menetapkan jumlah jam kerja
yang diinginkannya. Teori ini didasarkan pada teori tentang konsumen, dimana
setiap individu bertujuan untuk memaksimumkan kepuasan dengan kendala yang
dihadapinya.
Menurut G.S Becker (1976),
Kepuasan individu bisa diperoleh melalui konsumsi atau menikmati waktu luang
(leissure). Sedang kendala yang dihadapi individu adalah tingkat pendapatan dan
waktu. Bekerja sebagai kontrofersi dari leisure menimbulkan penderitaan,
sehingga orang hanya mau melakukan kalau memperoleh kompensasi dalam bentuk
pendapatan, sehingga solusi dari permasalahan individu ini adalah jumlah jam
kerja yang ingin ditawarkan pada tingkat upah dan harga yang diinginkan.
Kombinasi waktu non pasar dan
barang-barang pasar terbaik adalah kombinasi yang terletak pada kurva
indefferensi tertinggi yang dapat dicapai dengan kendala tertentu. sebagaimana
gambar 3, kurva penawaran tenaga kerja mempunyai bagian yang melengkung ke
belakang. Pada tingkat upah tertentu penyediaan waktu kerja individu akan
bertambah apabila upah bertembah (dariW ke W1). Setelah mencapai upah tertentu
(W1), pertambahan upah justru mengurangi waktu yang disediakan oleh individu
untuk keperluan bekerja (dari W1 ke WN). Hal ini disebut Backward Bending
Supply Curve.
Layard dan Walters (1978),
menyebutkan bahwa keputusan individu untuk menambah atau mengurangi waktu luang
dipengaruhi oleh tingkat upah dan pendapatan non kerja. Adapun tingkat
produktivitas selalu berubah-rubah sesuai dengan fase produksi dengan pola
mula-mula naik mencapai puncak kemudian menurun.
Semakin besar elastisitas tersebut
semakin besar peranan input tenaga kerja untuk menghasilkan output, berarti
semakin kecil jumlah tenaga kerja yang diminta. Sedangkan untuk menggambarkan
pola kombinasi faktor produksi yang tidak sebanding (Variable proportions)
umumnya digunakan kurva isokuan (isoquantities) yaitu kurva yang menggambarkan
berbagai kombinasi faktor produksi (tenaga kerja dan kapital) yang menghasilkan
volume produksi yang sama. Lereng isokuan menggamblfncan laju substitusi teknis
marginal atau marginal Rate of Technical Substitution atau dikenal dengan
istilah MRS. Hal ini dimaksudkan untuk melihat hubungan antara faktor tenaga
kerja dan kapital yang merupakan lereng dari kurva isoquant
Kurva penawaran tenaga kerja
yaitu hubungan antara jam kerja dan tingkat upah. Misalkan seseorang akan
memasuki pasar kerja jika upah yang ditawarkan melebihi dari upah reservasi
(ŵ). Pada tingkat upah diatas upah reservasi, kurva penawaran tenaga kerja
memiliki slope positif sampai pada titik tertentu. Keadaan selanjutnya akan
berubah jika seseorang kesejahteraannya sudah baik atau mempunyai suatu
keahlian yang lebih dan jumlah jam kerja yang ditawarkan semakin berkurang pada
saat upah meningkat yang mengakibatkan slope kurva penawaran tenaga kerja
menjadi negatif. Kurva ini disebut kurva penawaran tenaga kerja melengkung ke
belakang (backward bending labour supply curve).
Jumlah tenaga kerja keseluruhan yang disediakan bagi suatu perekonomian
tergantung pada jumlah penduduk, persentase jumlah penduduk yang memilih masuk
dalam angkatan kerja, dan jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh angkatan kerja.
Lebih lanjut, masing-masing dari ketiga komponen dari jumlah tenaga kerja
keseluruhan yang ditawarkan tergantung pada upah pasar. Jangka pendek dalam
penawaran tenaga kerja yaitu jangka waktu dimana individu dalam penduduk yang
telah tertentu jumlahnya tidak dapat mengubah jumlah modal manusia. Sehingga
asumsi yang digunakan ketrampilan dari individu telah tertentu. Selanjutnya,
menutup kemungkinan terhadap penyesuaian-penyesuaian yang lain, seperti migrasi
yang memungkinkan individu dapat melakukan perubahan upah. Sedangkan jangka
panjang dalam penawaran tenaga kerja yaitu penyesuaian yang dilakukan individu
untuk memaksimalkan utilitas dalam jumlah tenaga kerja yang mereka sediakan
apabila kendala upah pasar dan pendapatan mengalami perubahan. Suatu
penyesuaian akan bersifat jangka panjang dalam perubahan-perubahan partisipasi
tenaga kerja. Terutama terdapat penambahan yang besar dalam tingkat partisipasi
angkatan kerja di kalangan wanita yang telah menikah dan penurunan dalam
tingkat partisipasi kaum pekerja yang berusia lanjut, berusia anak-anak, dan
berusia lebih muda. Penyesuaian lainnya ialah dalam bentuk jumlah penduduk.
Suatu analisis jangka panjang tentang penawaran tenaga kerja menjajaki hubungan
antara kesuburan (fertilitas) dan perubahan jangka panjang dalam upah pasar
pendapatan.
Penawaran tenaga kerja di suatu daerah merupakan penjumlahan
penawaran dari tiap-tiap keluarga dalam suatu daerah. Misalkan dalam suatu
daerah tertentu terdapat hanya tiga keluarga, A, B, C dengan masing-masing
kurva penawaran Sa, Sb, Sc. Pada tingkat upah W1, tidak ada keluarga yang
menawarkan jasanya untuk bekerja sehingga penawaran tenaga kerja di daerah
tersebut menjadi nol. Untuk tingkat upah W2, keluarga A menawarkan W2A,
keluarga B menawarkan W2B dan keluarga C menawarkan nol. Untuk daerah tersebut,
penawaran tenaga kerja adalah W2B’ yaitu W2A’ (yang sama dengan W2A) ditambah
dengan A’B’ (yang sama dengan W2B). Pada tingkat upah W3, keluarga A menawarkan
W3C, keluarga B menawarkan W3D, dan keluarga C menawarkan W3E. Penawaran untuk
daerah tersebut adalah W3E’ yaitu penjumlahan W3C’ (yang sama dengan W3C), C’D’
(yang sama dengan W3D) dan D’E’ (yang sama dengan W3E). Penawaran tenaga kerja
untuk daerah ini Sn merupakan fungsi dari tingkat upah.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar